Selasa, 08 April 2014

MODEL SEGITIGA RANGKUTI



Model Segitiga Layanan Rangkuti
Segi tiga layanan adalah suatu model interaktif manajemen yang mencerminkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Model tersebut terdiri dari tiga elemen, yakni strategi layanan (service strategy), sumber daya manusia yang memberikan layanan (services people), dan sistem layanan (service system) dengan pelanggan sebagai titik pusat (Rangkuti, 2003: 26).
Sukses sebuah pelayanan bergantung pada kemampuan perusahaan mengelola ketiga aspek yang merupakan model kesatuan yang biasa disebut dengan Segitiga Layanan, yakni:
-          Janji perusahaan mengenai pelayanan yang akan disampaikan kepada konsumen.
-          Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji tersebut.
-          Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada konsumen.  
Oleh karenanya, ketiga aspek ini harus dipenuhi dan tidak bisa dilepas satu sama lain karena saling berkaitan.

                                      Diagram Segitiga Layanan      
                                                         

                                               

Keterangan:
    A merupakan External Marketing menetapkan janji mengenai produk atau jasa yang disampaikan.
   B merupakan Interactive Marketing menetapkan janji mengani penyampaian produk atau jasa yang akan disesuaikan dengan apa yang telah disampaikan dan dijanjikan.
   C merupakan Internal Marketing membuat agar produk atau jasa yang disampaikan sesuai dengan yang dijanjikan.

PERUSAHAAN (menjalankan fungsi manajemen)
Status : fasilitator terhadap karyawan agar mampu melayani pelanggan.
Peran :
1.      Sebagai penelidik keinginan pelangan
2.      Sebagai pembuat spesifikasi jasa yang akan disampaikan

3.      Sebagai pemberdaya karyawan agar mampu menyampaikan jasa kepada pelanggan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan

KARYAWAN
Status : penyampai jasa.
Peran :
1.      Sebagai jasa itu sendiri.
2.      Sebagai personafikasi atau gambaran dari perusahaan.
3.      Sebagai pemasar jasa secara tidak langsung.

PELANGGAN
Status : Penerima jasa.
Peran : Sebagai penilai kualitas jasa.
Agar konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, maka penyedia layanan harus mengetahui apa yang diharapkan oleh konsumen, sehingga tidak terjadi perbedaan antara kinerja yang diberikan dengan harapan konsumen, yang akhirnya konsumen merasa puas dan mempersepsikan secara baik atas kualitas pelayanan yang diterimanya. Jenis kualitas yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:
-          Kualitas teknik (outcome), kualitas hasil atau produk layanan.
-          Kualitas pelayanan (proses), kualitas pelayanan yang diberikan.
Karena pelayanan tidak kasat mata, serta kualitas teknik tidak dapat dievaluasi secara akurat, konsumen berusaha menilai kualitas pelayanan berdasarkan apa yang dirasakan, yaitu melalui atribut-atribut yang mewakili kualitas proses atau pelayanan melalui dimensi kualitas pelayanan (Rangkuti, 200: 28).

Kesimpulan

Kualitas layanan pada dasarnya sebagai pengikat janji atau kunci jaminan yang ditujukan kepada pelanggan sebagai pihak yang dilayani agar merasa puas dan mendapatkan pelayanan prima dari penyedia jasa atau produk tertentu.
Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, dimana kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat dengan penyedia jasa atau produk. Dalam jangka panjang, ikatan yang demikian memungkinkan penyedia jasa atau produk untuk memahami betul apa harapan pelanggan serta kebutuhan mereka untuk dipenuhi dan dipuaskan. Dengan demikian, penyedia jasa atau produk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada penyedia jasa atau produk yang menyediakan good services.

CONTOH: 

Manajemen Rumah Sakit
Rumah Sakit (hospital)  adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional  yang pelayanannya disediakan oleh dokter,  perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah sakit merupakan organisasi yang rawan konflik, karena sebagian besar orang-orang dalam keadaa nsakit atau tidak normal, yang oleh karena itu menjadi peka dan mudah emosional.Rumah sakit mempunyai perbedaan dibandingkan industri  yang  lain. Menurut Tjandra  (2003:170).  Ada  tiga cirri khas rumah sakit  yang membedakannya dengan industry lainnya
1) Dalam industry rumah sakit,  sejogyanya tujuan utamanya adalah melayani kebutuhan manusia,  bukan semata-mata menghasilkan produk dengan  proses  dan biaya  yang  seefisien mungkin.  Unsur manusia perlu mendapat kan perhatian dan tanggung jawab pengelola rumah sakit.  Perbedaan ini mempunyai dampak penting dalam manajemen,  khususnya menyangkut pertimbangan etika dan nilai kehidupan manusia.
2) Kenyataan dalam industry rumah sakit  yang disebut pelanggan (customer)  tidak selalu mereka  yang menerima pelayanan.  Pasien adalah mereka  yang  diobati  di  rumah sakit.  Akan  tetapi,  kadang-kadang buka nmereka sendiri yang menentukan di rumah sakit manamereka harus dirawat.  Di  luar negeri pihak asuransi lah  yang menentukan rumah sakit mana  yang  boleh didatangi pasien.  Jadi, jelasnya, kendati pasien adalah mereka yang memang diobati di suatu rumah sakit,  tetapi keputusan menggunakan jasa rumah sakit belum tentu ada di tangan pasien itu.  Artinya,  kalau ada upaya pemasaran seperti bisnis lain pada umumnya, maka target pemasaran itu menjadi amat luas, bisa pasiennya, bisa tempat kerjanya, bisa para dokter yang praktek di sekitar rumah sakit, dan bisa juga pihak asuransi. Selain itu, jenis tinda kan medis  yang  akan dilakukan dan pengobatan  yang diberikan juga tidak tergantung dengan pasiennya.  Tapi tergantung dari dokter yang merawatnya.

3) Kenyataan menunjukan bahwa pentingnya peran para profesional, termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiografer, ahligizidan lain-lain.

PERUSAHAAN :


Tangible (Tampilan Fisik)
·         Kemoderenan
·         Kerapian tenaga medis
·         Kebersihan, keindahan dan kerapian ruang rawat
·         Kelengkapan fasilitas
·         Kenyamanan selama perawatan
·         Kenyamanan tempat tidur di ruang rawat   


Jaminan (assurance) --sistem
·         Kemampuan dan pengetahuan tenaga medis selama perawatan
·         Keamanan selama perawatan
·         Resiko keselamatan selama perawatan
·         Keamanan barang bawaan
·         Perilaku tenaga medis selama perawatan
·         Pengalaman tenaga medis dalam melayani pasien




KARYAWAN 
Kehandalan (reliable)
·         Ketepatan waktu layanan.
·         Ketepatan waktu pendaftaran di loket
·         Ketepatan waktu mulai pengobatan
·         Ketepatan waktu selesai pengobatan
·         Lama pengobatan

PELANGGAN
Ketanggapan (responsiveness)
·         Ketanggapan tenaga medis terhadap permasalahan pasien
·         Keramahan tenaga medis selama perawatan
·         Kecepatan tenaga medis memberikan pelayanan saat dibutuhkan selama perawatan
·         Fasilitas yang diperoleh selama perawatan
·         Pelayanan makan dan minum selama perawatan
·         Dapat memberikan pelayanan dengan cepat
·         Kesediaan tenaga medis menerima sumbang saran dari pasien.

Empati (empathy)
·         Kemudahan dalam pemesanan tempat berobat.
·         Kemudahan dalam pembayaran ongkos rawat
·         Kemudahan dalam mencapai lokasi perawatan
·         Kemudahan dalam mengurus administrasi perawatan
·         Pengertian dan pemahaman tenaga medis selama perawatan
·         Perhatian personal tenaga medis selama perawatan
Referensi
Rangkuti, Measuring Constumer Satisfaction (2002, p.26-28).


Rabu, 02 April 2014

CITRA EDWARD FORRER CABANG BANDUNG dan MALANG





1.    TEMUKAN SEBUAH PERUSAHAAN DENGAN CITRA YANG POSITIF. SEBUTKAN APA SAJA FACTOR-FAKTOR PERUSAHAAN PEMBENTUK CITRA TERSEBUT TERBENTUK DAN RANCANG ALUR PIKIR KRITIS MENGENAI ASAL MUASAL TERCIPTANYA CITRA DAN TERBENTUKNYA REPUTASI PERUSAHAAN TERSEBUT: 

Salah satu perusahaan dengan pengelolaan citra yang positif adalah Edward Forrer cabang Bandung. Faktor-faktor citra yang terbentuk dalam Edward Forrer yakni sebagai berikut:
·         Identitas Fisik
a.       Visual
Nama         : Edward Forrer
By line       : Edward Forrer belum memiliki by line
Tag line     : Pada awal berdiri Edward Forrer memakai tagline Be Innovate namun seiring berjalannya waktu tagline tersebut dirubah menjadi Be Innovative”. Perubahan tagline tersebut dikarenakan kalimat Be Innovative lebih mencerminkan visi dan misi perusahaan.
Logo:


 

Teks
Logo menggunakan teks Edward Forrer agar publik mudah mengingat dan langsung merujuk sepatu dan tas begitu melihat atau mendengar nama Edward Forrer.
Warna
Warna dominan merah logo dipilih untuk menekankan kesan kokoh.

b.      Audio
Edward Forrer belum memiliki jingle.
c.       Media Komunikasi
Media yang digunakan Edward Forrer Bandung berupa brosur, pemberitaan media di sejumlah majalah dan kortan. Media partner yang digunakan mayoritas berasal dari media cetak.




·         Identitas Nonfisik
a.       Sejarah
Pendiri Edward Forrer, yang akrab disapa Edo ini memulai usahanya berjualan sepatu door-to-door. Ia menjual dengan sepatunya dengan mendesain yang dapat dikostumisasi. Sepatu buatannya dikenal degan modelnya yang unik dan kokoh ditangan. Awalnya hanya lima pesanan dalam seminggu bertambah menjadi lima pesanan dalam sehari. Pada tahun 1990, bermodalkan uang Rp.200.000 Edward membeli sebuah mesin jahit dan merekrut dua orang karyawan. Seiring banyaknya pesanan, Edward Forrer mengubah sistem penjualannya. Ia tidak lagi berkeliling dari pintu ke pintu melainkan tetapi mengubah ruang tamu rumahnya yang berukuran 2 x 2 meter menjadi sebuah bengkel kerja dan ruang pamer.
Usahanya terus berkembang hingga ia dapat menyewa sebuah toko di Jalan Saad, Bandung, dan empat tahun kemudian membuka toko yang lebih besar di Jalan Veteran No. 44 Bandung yang kini menjadi kantor pusat Edward Forrer. Edward Forrer memiliki kantor pusat di Jalan Veteran No. 44 Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini kemudian mengembangkan bisnisnya dengan menjadikan Australia sebagai head office untuk go international, dan membuka gerai di berbagai negara seperti Malaysia, Hawaii, Australia, dan Indonesia sendiri.  Edward Forrer pun memiliki outlet di negara-negara tersebut.
b.. Kultur : menerapkan luktur budaya yang modern dan sesuai dengan outlet di negara masing-masing
·         Manajemen organisasi
a.       Visi : “The best shoes store in the world”
b.       Sistem
Edward Forrer hanya membuka gerai-gerai atau outlet yang hanya menyediakan produk dari Edward Forer saja di dalamnya.
c.      Teknologi : Edward Forrer memanfaatkan teknologi seperti blog dan facebook
d.      SDM : merekrut pegawai dengan cara Job Vacancy dan interview
e.        Strategi Organisasi : Perusahaan Edward Forrer menetapkan organisasi bersistem organisasi garis dimana wewenang dan tanggung jawab dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan yang terendah dalam organisasi.


k.      Sistem Pelayanan : Sistem pelayanan Edward Forrer Bandung memuaskan para kostumer yang datang. Para pegawai memberikan pelayanan yang baik, mulai dari salam dan senyum
l.        Positioning Produk : konsumen kemampuan finansial menengah keatas (middle-up).
·         Faktor lain pembentuk citra Edward Forrer adalah image yang yang dibangun karena promosi. Sejak nama Edward Forrer mulai tak asing terdengar di masyarakat, promosi kian gencar dilakukan untuk menarik minat konsumen untuk datang ke outlet Edward Forrer. Tak hanya itu, secara tidak langsung image yang tertanam secara turun-temurun dari awal berdirinya Edward Forrer adalah produk lokal sepatu dengan model unik dan kokoh adi tangan (awet). Hingga akhirnya hal tersebutlah yang membuat nama brand Edward Forrer kian terdengar disamping intensitas pengadaan promo tertentu.
Dengan demikian, asal mula terciptanya citra dan terbentuknya reputasi Edward Forrer adalah identitas fisik dan nonfisik yang melekat pada Edward Forrer Bandung (khususnya) menjadi indikator pada kredibilitas kualitas layanan dan produk yang diberikan oleh Edward Forrer kepada konsumer. Melalui produk sepatu dengan desain unik dan stylish serta kualitas sepatu yang baik pula manjadikan Edward Forrer sebagai salah satu produsen sepatu dan handmade shoes brand lokal terbaik di Indonesia

2.                  SUSUN SEBUAH RISET DAN SARAN STRATEGI YANG TEPAT UNTUK PENCAPAIAN CITRA POSITIF BAGI ORGANISASI DENGAN CITRA NEGATIF PADA PUBLIK EKSTERNALNYA

            Riset yang dilakukan terhadap perusahaan Edward Forrer yang bergerak dalam bidang pembuatan alas kaki dan tas di Indonesia. Demi melebarkan sayap kesuksesannya, Edward Forrer saat ini melakukan inovasi produk dengan menambah koleksi tas, sepatu, sandal yang sesuai dengan tren yang berkembang dimasyarakat. Selain itu Edward Forrer melakukan bisnis yang memiliki lebih dari 50 gerai di Indonesia hingga ke mancanegara dengan membuka gerai di negara tetangga seperti Australia, Malaysia dan Hawai. Segmentasi produk-produk Edward Forrer pada umumnya ditujukan untuk kalangan mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran menengah keatas (middle up) dan juga untuk kalangan pria dan wanita dewasa, karena design produk Edward Forrer lebih mengarah pada kesan casual, formal dan Semi-formal.
     Eward Forrer memiliki citra positif yang cukup dimasyarakat karena kualitas produk dengan kompetitornya tidak jauh berbeda, namun harga yang ditawarkannya bisa digolongkan tinggi untuk model produk buatan dalam negeri. Selain itu kunci sukses Edward Forrer adalah selalu berusaha memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga loyalitas konsumen terus dijaga. Kuncinya pada produk dan pelayanan, sementara untuk pe­ngon­trolan produk dan lainnya, ia memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Hal tersebut merupakan salah satu hal yang menjadikan citra positif mengenai produk buatan Edward Forrer dimata publik ekternal (Stakeholder).
          Disalah satu sisi, produk Edward Forrer juga memiliki kekurangan yang mengakibatkan melekatnya citra negatif terhadap reputasi serta nama baik perusahaan. Hal tersebut diperoleh melalui pengaduan salah satu konsumen dari Edward Forrer yang mengakui mengalami kekecewaan akibat sepatu yang sobek dan tidak bertahan tahan lama (tidak awet). Masa garansi produk Edward Forrer yang terlalu pendek, hanya 2 minggu setelah pembelian, hal ini sangat kurang efektif dalam menjamin kualitas produk.  Selain itu dari publik internal perusahaan Edward Forrer, tidak adanya handling complant dalam rangka menanggapi pengaduan dari konsumen yang mengalami kekecewaan atas kualitas produk sepatu, sandal maupun tas, serta harga yang cukup mahal dengan kualitas produk yang kurang sesuai dengan harga yang ditawarkan.
      Strategi yang efektif dalam rangka mengembalikan citra positif (restoration image) perusahaan Edward Forrer dimata publik eksternal yaitu :

a.                  Handling Complaint
            Merupakan salah satu strategi yang paling efektif dikala sebuah perusahaan/organisasi mengalami kejadian diluar prediksi oleh organisasi. Handling Complaint adalah kotak suara yang berisikan tentang saran dan kritik atas produk buatan Edward Forrer oleh konsumen. Handling Complaint dapat berupa layanan suara konsumen atau call center agar lebih mendengarkan keinginan konsumen dan dapat segera direspon serta dapat mengadukan keluh kesah apabila mengalami permasalahan yang berhubungan dengan produk tersebut sehingga konsumen merasa terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan oleh manajemen dari Edward Forrer.

b.                  Event CSR
            Event dapat dilakukan dengan melakukan program corporate social responsibility (CSR) oleh Edward Forrer sebagai salah satu tanggung jawab kepada masyarakat yang dirugikan oleh sisa limbah pembuangan dari produk yang dihasilkan. CSR dapat dilakukan dengan mengadakan event yang berhubungan dengan lingkungan, seperti pengembangan dan pelatihan terhadap budidaya hewan ternak yang diambil kulitnya sebagai bahan baku pembuatan sepatu, sandal maupun tas. Hal ini efektif dilakukan dalam rangka menarik simpati masyarakat agar mengubah pandangan negatif terhadap citra Edward Forrer menjadi positif dan terpercaya.  

c.                   Website (Media Sosial)
            Media Sosial sebagai sarana publikasi terhadap produk terbaru dari Edward Forrer dan sebagai media publikasi terhadap event yang dilakukan oleh perusahaan. Media sosial dapat menjadi sarana Handling Complaint yang berbasis online, sehingga konsumen dapat setiap saat mengadukan ketidakpuasan terhadap pelayanan atau produk yang ditawarkan. Hal ini dilakukan karena media sosial merupakan sarana yang paling efektif dalam melakukan promosi dan perjualan atas suatu produk serta media yang paling mudah diaskes dan dijangkau oleh konsumen.
d.                  Katalog/Majalah Produk Terbaru
            Penggunaan katalog mengenai produk terbaru dapat berupa majalah yang dirilis tiap 1 bulan sekali sebagai media pengenalan produk kepada konsumen. Dalam penggunaan majalah, pihak Edward Forrer harus memberikan keterangan secara details mengenai produk yang ditawarkan agar konsumen tidak merasa tertipu oleh gambar yang terdapat pada katalog. Hal ini dilakukan agar menarik minat konsumen dan lebih meningkatkan citra positif terhadap kredibilitas produk keluaran Edward Forrer.

e.                   Advertising
            Strategi terakhir yaitu penggunaan sarana iklan sebagai media visual yang mampu dilihat dan didengar oleh konsumen sehingga pesan yang disampaikan melalui iklan tersebut dapat tersampaikan secara efektif. Selain itu media iklan dapat menampilkan kegiatan CSR melalui dokumentasi yang dapat mengembalikan persepsi positif terhadap produk Edward Forrer  serta dapat mendorong kemajuan dari produk yang ditawarkan.

            Dengan demikian, melalui strategi yang terdiri dari handling complaint, CSR, website (media sosial), katalog/majalah dan adverstising diharapakan mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh Edward Forrer. Tujuan dari strategi tersebut adalah untuk merubah dan mengembalikan citra positif dari perusahaan Edward Forrer yang mengalami sebuah permasalahan yang mengakibatkan melekatnya citra negatif yang merugikan nama baik dan reputasi dimata masyarakat.


3.      RANCANG MEKANISME MANAJEMEN MENGENAI MENGENAI PENGELOLAHAN PERSEPSI ATAU GAMBARAN YANG HENDAK DIBANGUN ATAU YANG AKAN DIBERIKAN PUBLIC INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA ORGANISASI TERSEBUT.

Menurut kami, berdasarkan persepsi dari masyarakat terhadap perusahaan Edward Forrer cabang Malang kalau Edward Forrer Malang citranya kurang berbeda dengan cabang kota lain, kami merancang manajamen persepsi terhadap public internal dan eksternal yaitu:
Publik Internal.
·         Meningkatkan kualitas SDM Edward Forrer Cabang Malang
Pekerja di Edward Forrer melewati proses yang cukup mudah dalam penyaringan pegawainya yakni dengan cara mengirim CV dan mengikuti wawancara. Hal ini sangatlah sulit untuk mengetahui bagaimana keloyalitasan pegawai diketahui apalagi untuk menggait para konsumen. Hal ini dapat mempengaruhi penjualan serta minat konsumen produk dari perusahaan, seharusnya perusahaan Edward Forrer mampu menyaring pegawai yang sesuai dengan soft skillnya, tidak asal menerima pegawai yang hanya mengirimkan CV dan mengikuti wawancara, tetapi setelah diterima alangkah baiknya para pegawai diberikan training agar perusahaan mengetahui pegawai mana yang cocok ditempatkan di divisi-divisi dalam perusahaan tersebut sehingga perusahaan dapat memahami bahwa jika pegawai yang salah ditempatkan mungkin akan berpengaruh kepada produktivitas kinerjanya. Selain itu, untuk meningakatkan kualitas SDM disini HRD dari perusahaan mampu memberikan penyuluhan tentang pelayanan prima, bagaimana cara berkomunikasi dengan konsumen dengan baik, dll. Hal ini tentang apa yang dilakukan oleh pegawai gerai maupun pemilik gerai yang meliputi kenyamanan dan keramahan terhadap konsumen yang berkunjung ke gerai Edward Forrer. Jika hal tersebut terealisasi maka akan ada feedback dari konsumen tentang bagaimana para pegawai tersebut bekerja dengan baik dan konsumen pun akan merasa puas dengan apa yang telah menerima pelayanan tersebut. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap loyalitas pegawai serta konsumen dari perusahaan, secara tidak langsung citra positif akan terbentuk secara perlahan-lahan.

Publik Eksternal
Untuk Publik eksternal, bagaimana masyarakat atau konsumen memandang perusahaan Edward Forrer ini perusahaan seperti apa? Apakah perusahaan tersebut mempunyai citra yang baik atau burukkah di mata konsumen. Hal ini mempengaruhi dalam pengambilan keputusan apakah konsumen tersebut mau menggunakan atau tidak terhadap produk dari Edward Forrer. Menurut kami, ada beberapa rancangan untuk menarik minat serta bagaimana membangun citra positif terhadap perusahaan Edward Forrer, diantaranya:
·         Membuat inovasi terhadap produk.
Dapat diketahui, masyarakat sering bosan jika melihat maupun menggunakan produk yang mempunyai model itu-itu saja. Kesempatan kami disini, yaitu bagaimana perusahaan akan membuat sebuah inovasi terhadap produk mulai dari sepatu hingga tas, karena apabila konsumen atau pelanggan jika memasuki gerai maka yang pertama mereka lihat adalah bagus tidaknya produk sepatu yang ada disitu dan keanekaragaman atau variasi model sepatu, tas, dan sandal. Pihak Edward Forrer sendiri pun menyanggupi dan akan mengusahakan menambah variatif model produknya.
·         Menambah Sarana Publikasi (Iklan)
Iklan merupakan sarana komunikasi yang menawarkan suatu produk yang ditujukan untuk menarik minat masyarakat melalui suatu media. Menurut kami, hal ini pihak dari Edward Forrer kurang dalam mempublikasikan produknya sehingga kebanyakan masyarakat kurang mengetahui produk yang dipasarkan.
           


4. Diskusikan dalam kelompok anda bagaimana manajemen citra yang dilakukan oleh suatu organisasi. Dan buatlah konsep re-branding manajemen citra baru untuk organisasi tersebut dengan memasukkan beberapa unsur pembentuk citra

Manajemen citra yang dilakukan oleh edward forrer malang terdiri dari :
-          Memiliki konsep pada produk yang casual tapi formal, berkelas manun tidak terlalu mahal
-   Membuat website resmi perusahaan yang menggambarkan dan menginformasikan semua produk perusahaan kepada masyarakat
-      Mengusung tagline “Be Innovative”, dengan demikian maka konsumen diharapkan memiliki persepsi bahwa produk Edward Forrer merupakan produk yang terbaik dan innovative 

Konsep re-branding untuk membentuk kembali citra atau membenahi citra Edward Forrer Malang :-          Menambah keanekaragaman produk  Edward Forrer yang ada di Malang dengan produk yang uptode sesuai dengan segmentasi Edward Forrer sendiri dan memberikan kualitas produk yang lebih baik.
-          Menambah publikasi dari semua media yang ada seperti iklan/teaser EF sendiri
-          Memilih tempat untuk store/gerai Edward Forrer yang lebih strategis