Model
Segitiga Layanan Rangkuti
Segi tiga layanan adalah suatu model interaktif manajemen yang
mencerminkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Model tersebut
terdiri dari tiga elemen, yakni strategi layanan (service strategy), sumber daya manusia yang memberikan layanan (services
people), dan sistem layanan (service system) dengan pelanggan sebagai
titik pusat (Rangkuti, 2003: 26).
Sukses sebuah pelayanan
bergantung pada kemampuan perusahaan mengelola ketiga aspek yang
merupakan model kesatuan yang biasa disebut dengan Segitiga Layanan, yakni:
-
Janji perusahaan mengenai pelayanan yang akan disampaikan kepada
konsumen.
-
Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji
tersebut.
-
Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada
konsumen.
Oleh
karenanya, ketiga aspek ini harus dipenuhi dan tidak bisa dilepas satu sama
lain karena saling berkaitan.
Diagram
Segitiga Layanan
Keterangan:
A merupakan
External Marketing menetapkan janji
mengenai produk atau jasa yang disampaikan.
B merupakan Interactive Marketing menetapkan janji
mengani penyampaian produk atau jasa yang akan disesuaikan dengan apa yang
telah disampaikan dan dijanjikan.
C merupakan
Internal Marketing membuat agar
produk atau jasa yang disampaikan sesuai dengan yang dijanjikan.
PERUSAHAAN (menjalankan fungsi manajemen)
Status : fasilitator
terhadap karyawan agar mampu melayani pelanggan.
Peran :
1.
Sebagai penelidik keinginan pelangan
2.
Sebagai pembuat spesifikasi jasa yang akan disampaikan
3.
Sebagai pemberdaya karyawan agar mampu menyampaikan jasa kepada
pelanggan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
KARYAWAN
Status : penyampai jasa.
Peran :
1.
Sebagai
jasa itu sendiri.
2.
Sebagai
personafikasi atau gambaran dari perusahaan.
3.
Sebagai
pemasar jasa secara tidak langsung.
PELANGGAN
Status : Penerima jasa.
Peran : Sebagai penilai kualitas jasa.
Agar konsumen mempunyai persepsi yang
baik terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, maka penyedia layanan harus
mengetahui apa yang diharapkan oleh konsumen, sehingga tidak terjadi perbedaan
antara kinerja yang diberikan dengan harapan konsumen, yang akhirnya konsumen
merasa puas dan mempersepsikan secara baik atas kualitas pelayanan yang
diterimanya. Jenis kualitas yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan
adalah sebagai berikut:
-
Kualitas
teknik (outcome), kualitas hasil atau
produk layanan.
-
Kualitas
pelayanan (proses), kualitas
pelayanan yang diberikan.
Karena pelayanan tidak kasat mata, serta
kualitas teknik tidak dapat dievaluasi secara akurat, konsumen berusaha menilai
kualitas pelayanan berdasarkan apa yang dirasakan, yaitu melalui
atribut-atribut yang mewakili kualitas proses atau pelayanan melalui dimensi kualitas
pelayanan (Rangkuti, 200: 28).
Kesimpulan
Kualitas
layanan pada dasarnya sebagai pengikat
janji atau kunci jaminan yang ditujukan kepada pelanggan
sebagai pihak yang dilayani agar merasa puas dan mendapatkan pelayanan prima dari penyedia jasa atau
produk tertentu.
Kualitas
memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, dimana kualitas memberikan
suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat
dengan penyedia jasa atau produk.
Dalam jangka panjang,
ikatan yang demikian memungkinkan penyedia jasa atau produk
untuk memahami betul
apa harapan pelanggan serta kebutuhan mereka untuk dipenuhi dan dipuaskan.
Dengan demikian, penyedia jasa
atau produk dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan
atau loyalitas pelanggan kepada penyedia
jasa atau produk yang menyediakan good
services.
CONTOH:
CONTOH:
Manajemen Rumah Sakit
Rumah Sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Rumah sakit merupakan organisasi yang rawan konflik, karena sebagian besar
orang-orang dalam keadaa nsakit atau tidak normal, yang oleh karena itu menjadi
peka dan mudah emosional.Rumah sakit mempunyai perbedaan dibandingkan industri yang
lain. Menurut Tjandra
(2003:170). Ada tiga cirri khas rumah sakit yang membedakannya dengan industry lainnya
1)
Dalam industry rumah sakit, sejogyanya tujuan
utamanya adalah melayani kebutuhan manusia,
bukan semata-mata menghasilkan produk dengan proses
dan biaya yang seefisien mungkin. Unsur manusia perlu mendapat kan perhatian dan
tanggung jawab pengelola rumah sakit.
Perbedaan ini mempunyai dampak penting dalam manajemen, khususnya menyangkut pertimbangan etika dan nilai
kehidupan manusia.
2)
Kenyataan dalam industry rumah sakit
yang disebut pelanggan (customer)
tidak selalu mereka yang menerima
pelayanan. Pasien adalah mereka yang
diobati di rumah sakit.
Akan tetapi, kadang-kadang buka nmereka sendiri yang menentukan di rumah sakit manamereka harus dirawat. Di luar
negeri pihak asuransi lah yang
menentukan rumah sakit mana yang boleh didatangi pasien. Jadi, jelasnya, kendati pasien adalah mereka
yang memang diobati di suatu rumah sakit,
tetapi keputusan menggunakan jasa rumah sakit belum tentu ada di tangan pasien
itu. Artinya, kalau ada upaya pemasaran seperti bisnis lain
pada umumnya, maka target pemasaran itu menjadi amat luas, bisa pasiennya, bisa
tempat kerjanya, bisa para dokter yang praktek di sekitar rumah sakit, dan bisa
juga pihak asuransi. Selain itu, jenis tinda kan medis yang
akan dilakukan dan pengobatan
yang diberikan juga tidak tergantung dengan pasiennya. Tapi tergantung dari dokter yang merawatnya.
3)
Kenyataan menunjukan bahwa pentingnya peran para profesional, termasuk dokter, perawat,
ahli farmasi, fisioterapi, radiografer, ahligizidan lain-lain.
PERUSAHAAN :
Tangible (Tampilan Fisik)
·
Kemoderenan
·
Kerapian tenaga medis
·
Kebersihan, keindahan dan kerapian ruang rawat
·
Kelengkapan fasilitas
·
Kenyamanan selama perawatan
·
Kenyamanan tempat tidur di ruang rawat
Jaminan (assurance) --sistem
·
Kemampuan dan pengetahuan tenaga medis selama
perawatan
·
Keamanan selama perawatan
·
Resiko keselamatan selama perawatan
·
Keamanan barang bawaan
·
Perilaku tenaga medis selama perawatan
·
Pengalaman tenaga medis dalam melayani pasien
KARYAWAN
Kehandalan (reliable)
·
Ketepatan waktu layanan.
·
Ketepatan waktu pendaftaran di loket
·
Ketepatan waktu mulai pengobatan
·
Ketepatan waktu selesai pengobatan
·
Lama pengobatan
PELANGGAN
Ketanggapan (responsiveness)
·
Ketanggapan tenaga medis terhadap permasalahan
pasien
·
Keramahan tenaga medis selama perawatan
·
Kecepatan tenaga medis memberikan pelayanan saat
dibutuhkan selama perawatan
·
Fasilitas yang diperoleh selama perawatan
·
Pelayanan makan dan minum selama perawatan
·
Dapat memberikan pelayanan dengan cepat
·
Kesediaan tenaga medis menerima sumbang saran
dari pasien.
Empati (empathy)
·
Kemudahan dalam pemesanan tempat berobat.
·
Kemudahan dalam pembayaran ongkos rawat
·
Kemudahan dalam mencapai lokasi perawatan
·
Kemudahan dalam mengurus administrasi perawatan
·
Pengertian dan pemahaman tenaga medis selama
perawatan
·
Perhatian personal tenaga medis selama perawatan
Referensi
Rangkuti, Measuring Constumer Satisfaction (2002, p.26-28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar